30 November 2011

Setitik Harapan di Penghujung November

Sebenarnya gue punya perasaan sedih, iri, gimana gitu (susah ngungkapinnya) ketika membuka situs-situs jejaring sosial. Memang menjadi seorang yang punya bawaan sifat pendiam dari lahir itu gak enak. Pendiam merupakan salah satu sifat gue yang susah banged di ilangin, apalagi kalo nie nyangkut urusan cewek yang baru gue kenal...beehh mau ngomong tuh susah banged. Mungkin itu memang disebabkan dari faktor kurang PD atau percaya diri, memang sih ada benarnya juga, gue ngerasa minder kalo ketemu orang-orang dan jujur saja gue sendiri juga gak tau apa penyebab keminderan gue itu. Setiap kali ketemu orang yang baru, gue selalu banyak diemnya dan bicara seperlunya aja. Kalo kayak gini terus bakalan gak ada cewek yang mau sama gue donk, apalagi pas waktu PDKT ntar gue dikira bisu lagi....hadeeeeh =______="

Usaha untuk mengurangi sifat gue yang membandel gak ilang-ilang kayak jerawat sudah gak terhitung lagi jumlahnya, setiap gue ketemu sama orang yang baru kenal, gue udah berusaha memotivasi diri gue sendiri kalo gue bisa tapi ternyata sama saja, malah gue sendiri yang mengacau. Capek dan bosan, itulah kata yang tepat untuk situasi yang gue alami sekarang dan gue juga gak bakalan jadi orang yang selama ini bukan gue istilahnya gue gak mau jadi orang lain. Gue udah bosan harus berpura-pura menjadi seseorang yang bukan gue, sebenarnya sih itu bagus tapi kalo gue kagak bisa dan kagak berhasil itu malah menjadi senjata makan tuan buat gue. Kalo mau jadi seseorang yang spesial buat gue yaw harus mau donk menerima segala kekurangan gue lagian memang gue ini banyak kurangnya...so, wajarlah kalo banyak yang ngehina gue.

Salah satu contoh nyata yaw di situs-situs jejaring sosial. Banyak yang bilang kalo gue sombong, kemlinti atau apalah. Kalo orang yang ngomong kayak gitu ke gue berarti tuh orang belum tahu gue yang sebenarnya, lagian gue juga gak punya sesuatu yang untuk disombongkan...gue gak ganteng, gak kaya, gak pinter dan gak pandai ngomong. Apa karena gue pendiem, gue dibilang sombong yaw? ya udahlah...ini semua resiko yang harus gue terima, asal kalian tau gue juga pengen bisa seperti temen-temen gue yang paling gak pinter ngomong.

Di postingan akhir bulan November ini, gue berharap bisa menjadi lebih baik dari kemarin maupun hari ini.  Seandainya gue tetep gak bisa jadi lebih baik, minimal ada orang yang mau menghargai gue (terutama cewek...hehehe) dan jangan bilang gue sombong, kalo emang mau kenal sama gue...yaw harus terima donk segala kekurangan gue. Dan saya berharap, semoga di tahun 2012 nanti gue dapet jodoh yang setia dan mau nerima gue apa adanya bukan ada apanya...amiiin.....Welcome December !!!
 30-11-2011

29 November 2011

Negara Boleh Beda, Soal Selera INDOMIE Pilihannya !!!

Kita semua warga Indonesia pasti sudah pernah makan atau minimal kenal dengan yang namanya Indomie Goreng. Namun, produk yang diluncurkan di Indonesia tahun 1982 ini tidak hanya terkenal di pasar lokal tapi juga diseluruh dunia lhow..:)

Indomie telah diluncurkan diberbagai negara diantaranya Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Cina, Selandia Baru, Nigeria dan masih banyak lagi. Saking terkenalnya dan menjadi mie instan nomor 1 di Nigeria, sempat ada yang menyangka bahwa Indomie itu asalnya dari Nigeria.

Masih nggak percaya kalo orang luar pada suka Indomie? Lihat video-video gokil dibawah yang membuktikan betapa cintanya orang-orang luar pada produk lokal satu ini...:D














29-11-2011 

Poster-Poster Film Yang Mirip

Banyak orang yang bilang kalo industri perfilman merupakan industri yang kreatif dan penuh dengan imajinasi, apa benar begitu? ohh..Tentu saja mereka sangat-sangat kreatif dan penuh dengan imajinasi, Asal kamu tidak menghitung desain poster film mereka sebgai sebuah ukuran kekreatifitasan. Mengapa? Coba perhatikan gambar-gambar berikut ini deh....bagaimana pendapatmu?

(klik gambar untuk melihat ukuran sebenarnya)


















sumber : christophecourtois
 29-11-2011

26 November 2011

Ceritaku di Malam Satu Suro

Seperti malam-malam minggu biasanya, hari ini tidak ada yang special, cuman malam minggu ini bertepatan dengan Malam Tahun Baru Hijriyah atau biasa dikenal Malam Satu Suro. Memang bagi kebanyakan orang, malam 1 suro merupakan waktu yg tepat buat mencari peruntungan. Bahkan di daerah-daerah di Jawa seperti Jogja, Solo, Ponorogo maupun daerah-daerah yang lain pasti ada upacara untuk memperingati tahun baru hijriyah.

Sebagai orang awam saya memang tidak tahu betul upacara-upacara tersebut. Bahkan pada masyarakat tertentu, malam suro merupakan malam keramat, malam yang cocok buat cari wangsit maupun mengharap berkah.

Di daerahku sendiri ada beberapa tempat yang cukup ramai ketika suronan kayak gini. Salah satu tempat itu berada di sebuah hutan Alas Ketonggo di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Nama daerah itu adalah SRIGATI, tempat yang sakral yang dulunya merupakan tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh bala tentara Demak dibawah pimpinan Raden Patah. Menurut masyarakat sekitar, Alas Ketonggo merupakan salah satu hutan yang dikeramatkan alias angker. Bahkan ada yang ngomong kalo Alas Ketonggo adalah kerajaan makhluk halus. Di sana memang terdapat tempat-tempat pertapaan dan ada petilasan Prabu Brawijaya V sehingga membuat tempat tersebut memang di keramatkan. Sedangkan satu hutan lainnya yang di anggap angker di Jawa Timur adalah Alas Purwo di Banyuwangi.

petilasan prabu brawijaya V di Srigati

petilasan prabu brawijaya V (tampak depan)

Banyak orang-orang dari Ngawi maupun dari luar Ngawi berkunjung ke tempat ini ketika malam suro. Mereka semua datang jauh-jauh pasti punya alasan tersendiri kenapa mereka mengunjungi Srigati. Biasanya mereka yang datang ke Srigati mengharapkan berkah, entah itu usahanya biar lancar, biar makin sukses, biar ini biar itu pokoknya macam-macamlah. Makanya banyak yang ngomong kalo Srigati itu tempat buat mencari pesugihan. Banyak orang rela berendam semalaman di sungai yang mengalir di Srigati, bertapa di batu-batu besar yang berada di sungai demi mendapatkan berkah. Memang kalo dipikir secara nalar orang-orang tersebut salah tetapi apa mau dikata itulah salah satu adat jawa, adat istiadat yang tak akan pernah hilang oleh zaman.

salah satu sungai di srigati

tempat pertapaan di srigati

gundukan tanah di petilasan prabu brawijaya V

Sebagai seorang Jawa tulen, saya tidak menyalahkan ataupun membenarkan hal-hal seperti itu. Saya hanya bisa berkata dalam hati saya sendiri, kalo memang mau mencari berkah yaw berdoalah kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan bersungguh-sungguh pasti Tuhan akan membuka jalan berkat bagi diri kita dengan syarat sabar dan legowo menerima apapun rencana Tuhan karena segala sesuatu itu ada musimnya dan Janji Tuhan itu indah pada waktunya.

Sekali lagi saya ucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah ( 1 Muharram 1433 H) buat yang merayakannya. Semoga di Tahun baru ini, semua doa-doa dan harapan yang belum terkabul bisa terkabul..amiien

25 November 2011

Harapan, Impian dan Kenyataan

Dalam hidup setiap manusia dibekali banyak harapan dan impian yang ingin diraih, apalah artinya hidup tanpa sebuah harapan dan impian. Harapan dan impian dalam hidup kita seperti sebuah motor penggerak bagi sendi-sendi kehidupan yang kita lakoni. Namun bagaimana sebuah impian mampu menjadi motor penggerak motivator kita? atau malah hidup kita dibayang bayangi halusinasi akan impian yang kita capai.

Coba perhatikan gambar di bawah ini :





Setelah kalian melihat deretan gambar diatas, apa yang terpikir dalam benak kalian? Mungkin apa yang kita pikirkan berbeda beda.

Pernahkah kita berandai andai, ” coba kalau saja, andaikata, seumpama…….. saya seperti dia saya akan lakukan ini, saya akan lakukan lebih baik, saya akan lakukan lebih sempurna.

Seringkali kita mencari alasan pembenaran tidak bisa melakukan sesuatu atau gagal karena kondisi kita begini tidak seperti dia yang lebih sempurna.

Andai saja uang saya banyak saya akan lebih banyak beramal dan bersedekah. Andai saja, seumpama semisal dan apapun yang satu arti sama kadang sempat terbesit dalam pikiran kita.

Percayalah Tuhan memberikan keadaan yang terbaik bagi kita seperti yang kita miliki sekarang ini, untuk itu mari kita syukuri apapun keadaan dan pahitnya kondisi yang kita alami sekarang.

Kapan saat tepat kita membuat mimpi menjadi suatu hal yang memacu kekuatan hidup kita lebih maju? Disinilah letak perbedaan antara sebuah rencana (Planning) dengan sebuah khayalan, sebuah rencana dibuat dengan sistematis dan memperhitungkan waktu kapan kita akan raih step by step, dibarengai dengan sebuah usaha nyata untuk meraihnya. Sedangkan sebuah khayalan hanya terlintas di angan dan tidak diwujudkan secara konkret menjadi sebuah master plan kerja untuk pencapaian.

Berhentilah berkhayal, syukuri yang ada sekarang wujudkan harapan dan impian kalian dalam sebuah planning atau visi hidup yang konkret dan dibarengi usaha pencapaian.

"AUTIS" Bukan Kata Dalam Candaan

Mungkin kita pernah bercanda kayak gini:
A: Hahaha, parah banget kayak anak Autis!
B: Heh, norak banget sih kelakuan loe kayak anak autis aja!
C: Gak usah didengerin, dia lagi kumat autis-nya wkwkwk

Apa sih yang salah dengan Autis? Menurut wikipedia, autisme bisa diartikan sebagai berikut:
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993).
 Ada sebuah kisah yang cukup membuat miris hati saya ketika membaca ini di KASKUS, di sana saya juga membaca pengakuan seorang ibu yang memiliki anak autis, suka duka merawat anak autis, dan pengakuan lainnya yang membuat saya terharu. Tentu kita bisa ngerti gimana perasaan ibu tersebut saat mendengar orang-orang bercanda dengan menyebutkan kata-kata “autis”...miris pastinya. Seandainya bisa memilih, tentu Ibu itu tidak akan meminta anak yang dilahirkannya untuk mengidap autis. Tapi cinta seorang ibu memang luar biasa, apapun kondisi anaknya, cinta yang diberikannya tak akan tergantikan.

Jadi, ayo mulai sekarang kita stop gunakan kata-kata autis kalo lagi bercanda. Mungkin kita masih bisa ketawa-ketawa bercanda menggunakan kata-kata itu, tapi sadarkah kita kalau itu bisa dinamakan “bersenang-senang di atas penderitaan orang lain?” Di luar sana masih banyak orang yang bersusah payah merawat keluarga mereka yang mungkin mengidap autis, tapi apa peduli kita? Gak etis banget kan kalo malah dibuat bahan bercandaan?

Setuju atau gak setuju, saya kembalikan pada kalian, toh kita semua yang udah dewasa dan mau berpikir harusnya tahu mana yang pantas dan tidak...iya kan?

Sedikit kisah Ibu Silly:
Siang itu aku sibuk membaca buku resep makanan khusus untuk anak autistik. Ya, Anakku memang tidak bisa makan sembarang makanan. Salah-salah… anakku bisa berputar-putar seperti gasing jika ada zat dalam makananya yang tidak cocok untuk dikonsumsi oleh anakku.
Ditangan sebelah kiri, ada buku Food diary anakku… yang aku tulis sejak pertama kali dia kuperkenalkan pada makanan padat… berisi apa saja yang dia cocok untuk tubuhnya,… reaksi alergynya dan mana saja makanan yang tidak cocok dan menyebabkan dia overwhelmed.
Kebayang gak?… mungkin enggak, jadi ijinkan saya bercerita…
Diusia 4 bulan misalnya, kuberikan jeruk bayi pada anakku,… Eh, gak lama kemudian dia muntah dan seluruh tubuhnya seperti dipenuhi ulat bulu, dan membuat saya bergidik ngilu.
Pernah juga aku beri dia tomat. Tapi kemudian, berhari-hari dia diare dan uring-uringan.
Kuberi dia susu instant,… tapi anakku malah jingkrak2, Mengepak-ngepakkan tangannya, persis seperti orang gila!!! Dia berputar-putar tanpa merasa lelah,… dan kemudian mengamuk ketika tidak mengerti bagaimana cara mengendalikan tubuhnya yang tidak mau diam.
Ah, sudahlah, life must go on bukan?. Besides, I’m happy to have her in my life
Kulirik sekali lagi food diarynya… hmm, hari ini aku harus mencoba memberinya 5ml putih telur tanpa kuningnya, karena 7 hari yg lalu, dia sudah sedikit kebal ketika kukenalkan pada telur ayam ini.
Baru saja hendak memasak, tiba2 kudengar jeritannya… Kucari anakku, tapi tidak kutemukan. Aku keruang setrika… dan disana kutemukan anakku sedang nangkring di atas lemari, dengan setrika panas yang menempel di punggung tangannya, yang baru saja dicabut oleh BS-nya karena kupanggil untuk membantuku memasak.
Kini, setrika panas itu masih nempel diatas punggung tangan kirinya.!!!
Oh… My… God!!! *panik*
Dari punggung tangannya mengepul asap. Bau daging panggang begitu segar menempel dihidungku.
Kuangkat setrikanya… dan, aduh Tuhan,… aku tidak kuat melihatnya. Sebagian dagingnya menempel dibalik gosokan panas itu…
AAAAAARRRRGGGHHHH… Sumpah kalau saja ini bukan anakku,… Aku pasti sudah mati berdiri karena ketakutan… Melihat daging dari punggung tangannya, yang menempel pada setrika itu… itu sudah berubah menjadi putih kekuningan…
Dan luka di tangannya… juga sudah berubah menjadi putih seperti daging ayam matang
Aku menjerit sekencang-kencangnya… Kupanggil Baby sitternya yang tadi aku suruh untuk membantuku didapur… lalu dengan kesetanan, ku kebut mobilku ke UGD Rumah Sakit terdekat, untuk dirawat secara intensif.
Begitu anakku segera tertangani… tiba2 aku kehilangan seluruh tenagaku.
AKU PINGSAN!!!
-silly-

Terlalu banyak cerita haru dan berurai airmata yang kami harus jalani. Berkali-kali jantung kami harus terpacu 100x lipat manakala mereka melakukan hal-hal yang tanpa mereka sadari mencelakai diri mereka sendiri.
Tapi ini bukan keluhan kok,… karena saya selalu sadar…. Tuhan itu ARSITEK YANG AGUNG. Karyanya tidak pernah gagal. Tidak satupun makluk yang diciptakannya, yang merupakan produk gagal.
Jadi ketika dia menciptakan seorang bayi yang memiliki kekurangan, dia tidak pernah lupa untuk menitipkan KELEBIHAN pada anak ini. So, buat semua orang tua, berhentilah mengeluhkan kekurangan anak kita… mari bantu mereka untuk menemukan kelebihan mareka.
-silly-

Anakku memang Autistik, tapi aku bangga setiap kali menceritakan bahwa anakku autis. Aku bangga setiap kali menceritakan bagaimana proses menangis berdarah-darah itu, sudah Tuhan rubah menjadi Senyum sukacita dan bangga yang luar biasa.
Selalu ada haru yang menyesakkan dadaku, manakala mendengarkan tangan2 mungilnya menari2 dengan lincah diatas tuts2 piano,… memainkan lagu Klasik karya Van Beethoven, seperti Symphony no.9 atau Turkish March, atau ketika mendengar dia berbicara yang hanya fasih berbahasa Inggris,… seolah yang kudegar ini adalah anak bule asli,… yang nyasar dalam tubuh putriku. Namun, dibalik itu… Walaupun bangga… selalu tersisa rasa risih dan tidak nyaman, kalau tidak ingin dibilang tersinggung… manakala mendengar orang-orang bercanda dengan menggunakan kata “Autis”.
Minggu yang lalu, sahabatku menyelenggarakan pesta ultah disebuah resto terkenal, salah satu teman kami, sibuk dengan BB-nya, sehingga teman yang lain menegur begini…

“Tuh,… liat tuh sill… autis banget khan dia…? Kayak ANAK LOE khan yah?
“Loe marahin deh sil… marahin sil…”
“Coba loe terapi dulu nih dia,… biar sembuh kayak anak loe”

Dan semua lalu tertawa terbahak-bahak…
Saya???… hmmm… Cuma bisa senyum kecut, karena tidak ingin merusak suasana Pesta Ulang Tahun sahabat saya… *doh* 
Well, saya tahu mereka hanya bercanda, namun biar bagaimanapun,… Saya sudah merasakan dan tahu betul sulitnya membesarkan anak autistik. Jadi saya mengerti ketika ada teman yang resist begitu mendengar kata ini.
Semoga artikel ini semakin mencerahkan teman-teman mengapa orang sepertinya terlalu over campaign dengan gerakan “Stop Using Autism on our daily jokes” ini. Semoga berkenan.
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6836396

Asal Mula Kata "Pengemis"

Akhir-akhir ini di banyak kota, baik kota kecil, besar bahkan kota metropolitan pun tak lepas dari semakin suburnya peminta-minta alias pengemis. Mungkin karena kemiskinan dan minimnya lapangan pekerjaan yang membuat mereka terpaksa berprofesi demikian atau memang sebagian dari mereka sudah diwariskan secara turun temurun. Ironis memang kalau Koes Plus bilang dalam lagunya Indonesia tanah air kita diibaratkan kolam susu (sangkin suburnya).
 

Tapi sayang oleh penguasa sendiri pun juga masih mewarisi sifat-sifat yang diturunkan dari sebagian nenek moyang dahulu yang punya hobby sebagai pengemis sehingga hutang negara kitapun semakin menggunung alhasil anak-cucu yang menanggungnya.
 
Betulkah sebagian orang-orang Indonesia ada yang mempunyai hobby sebagai pengemis..?? Ternyata teka-teki ini ada benarnya kalau dirunut dari sejarahnya dulu, ceritanya begini :
 
Pada saat itu penguasa Kerajaan Surakarta Hadiningrat di pimpin oleh seorang Raja bernama Paku Buwono X, dimana para penguasa pada masa itu memang sangat dermawan serta gemar membagi-bagikan sedekah untuk kaum papa yang tak berpunya terutama menjelang hari Jum’at khususnya pada hari Kamis sore.

Pada hari Kamis tersebut Raja Paku Buwono keluar dari Istananya untuk melihat-lihat keadaan rakyatnya, dari istana menuju Masjid Agung, perjalanan dari gerbang Istana menuju Masjid Agung tersebut ditempuh dengan berjalan kaki yang tentunya melewati alun-alun lor (alun-alun utara), sambil berjalan kaki tentunya diiringi para pengawal sang raja, rupanya di sepanjang jalan sudah dielu-elukan oleh rakyatnya sambil berjejer rapi di kanan-kiri jalan dan sembari menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kepada sang pemimpinnya. 

Pada saat itulah sang raja tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bersedekah dan langsung diberikan kepada rakyatnya berupa uang tanpa ada satupun yang terlewatkan dengan kebiasaan berbagi-bagi berkah tersebut mungkin juga warisan para penguasa sebelumnya (sebelum Paku Buwono X), ternyata kebiasaan tersebut berlangsung setiap hari Kamis (dalam bahasa jawanya Kemis), maka lahirlah sebutan orang yang mengharapkan berkah dihari Kemis dan diistilahkan dengan sebutan NGEMIS (kata ganti untuk sebutan pengguna/pengharap berkah dihari Kemis) dan pelaku-pelakunyapun biasa disebut Pengemis (Pengharap berkah pada hari Kemis).

Namun kata pengemis rupanya telah masuk salah satu kosa kata bahasa Indonesia yang tentunya kata dasarnya bukan emis tapi Kemis (Kamis), ternyata sebutan peminta-minta kalah populer dengan istilah pengemis padahal kata pengemis kalau diurai dan diambil dari kata dasarnya yakni kemis atau emis mungkin tidak dikenal dalam kosa kata bahasa indonesia kecuali kalau ada tambahan awalan pe sehingga muncul istilah “Pengemis”. Lain halnya dengan kata peminta-minta kata dasarnya adalah minta yang artinya jelas bahkan bisa berdiri sendiri tanpa ada awalan pe.

Jadi kalau boleh disimpulkan asal muasal kata atau perkataan Pengemis berasal dari Surakarta atau Solo.

Di ringkas dari Buku Khasanah Bahasa dalam Kata Per-Kata – Prof. Gorris Keeraf

23 November 2011

3 Preman Besar Tanah Air dan Kisah Hidupnya

Hercules, Sang Penguasa Tanah Abang

Ia merupakan seorang pejuang yang pro terhadap NKRI ketika terjadi ketegangan Timor-timur sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1999. Maka tak salah jika sosoknya yang begitu berkarisma ia dipercaya memegang logistik oleh KOPASUS ketika menggelar operasi di Tim-tim. 

Namun nasib lain hinggap pada dirinya, musibah yang dialaminya di Tim-tim kala itu memaksa dirinya menjalani perawatan intensif di RSPAD Jakarta. Dan dari situlah perjalanan hidupnya menjadi Hercules yang di kenal sampai sekarang, ia jalani.
 
Hidup di Jakarta tepatnya di daerah Tanah Abang yang terkenal dengan daerah ‘Lembah Hitam’, seperti diungkapkan Hercules daerah itu disebutnya sebagai daerah yang tak bertuan, bahkan setiap malamnya kerap terjadi pembacokan dan perkelahian antar preman.
 
Hampir setiap malam pertarungan demi pertarungan harus dia hadapi. “Waktu itu saya masih tidur di kolong-kolong jembatan. Tidur ngak bisa tenang. Pedang selalu menempel di badan. Mandi juga selalu bawa pedang. Sebab setiap saat musuh bisa menyerang,” ungkapnya.

Rasanya tidak percaya Hercules preman yang paling ditakuti, setidaknya di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Tubuhnya tidak begitu tinggi. Badannya kurus. Hanya tangan kirinya yang berfungsi dengan baik. Sedangkan tangan kananya sebatas siku menggunakan tangan palsu. Sementara bola mata kanannya sudah digantikan dengan bola mata buatan.
Hercules Rosario de Marshal alias Hercules
Tapi setiap kali nama Hercules disebut, yang terbayang adalah kengerian. Banyak sudah cerita tentang sepak terjang Hercules dan kelompoknya. Sebut saja kasus penyerbuan Harian Indopos gara-gara Hercules merasa pemberitaan di suratkabar itu merugikan dia. Juga tentang pendudukan tanah di beberapa kawasan Jakarta yang menyebabkan terjadi bentrokan antar-preman.

Tak heran jika bagi warga Jakarta dan sekitarnya, nama Hercules identik dengan Tanah Abang. Meski tubuhnya kecil, nyali pemuda kelahiran Timtim (kini Timor Leste) ini diakui sangat besar. Dalam tawuran antar-kelompok Hercules sering memimpin langsung. Pernah suatu kali dia dijebak dan dibacok 16 bacokan hingga harus masuk ICU, tapi ternyata tak kunjung tewas. Bahkan suatu ketika, dalam suatu perkelahian, sebuah peluru menembus matanya hingga ke bagian belakang kepala tapi tak juga membuat nyawa pemuda berambut keriting ini tamat. Ada isu dia memang punya ilmu kebal yang diperolehnya dari seorang pendekar di Badui Dalam.

Ternyata, di balik sosok yang menyeramkan ini, ada sisi lain yang belum banyak diketahui orang. Dalam banyak peristiwa kebakaran, ternyata Hercules menyumbang berton-ton beras kepada para korban. Termasuk buku-buku tulis dan buku pelajaran bagi anak-anak korban kebakaran. Begitu juga ketika terjadi bencana tsunami di beberapa wilayah, Hercules memberi sumbangan beras dan pakaian.

Bahkan juga bantuan bahan bangunan dan semen untuk pembangunan masjid-masjid. Sisi lain yang menarik dari Hercules adalah kepeduliannya pada pendidikan. “Saya memang tidak tamat SMA. Tapi saya menyadari pendidikan itu penting,” ujar ayah tiga anak ini.

Maka jangan kaget jika Hercules menyekolahkan ketiga anaknya di sebuah sekolah internasional yang relatif uang sekolahnya mahal. Bukan Cuma itu, ketika Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary menghadapi masalah, Hercules ikut andil menyelesaikannya, termasuk menyuntikan modal agar lembaga pendidikan itu bisa terus berjalan dan berkembang. 

Olo Panggabean, The Real Medan Godfather 

Sahara Oloan Panggabean atau biasa dengan sebuatan Olo Panggabean lahir di Tarurung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara 24 Mei 1941. Nama lengkapnya adalah Sahara Oloan Panggabean, tapi lebih suka di panggil OLO, yang dalam bahasa Tapanuli artinya YA atau OK.

Pada masa hidupnya, untuk menemui atau hanya melihat sosok “Ketua” itu bukanlah perkara gampang. Hanya orang-orang tertentu yang tahu keberadaannya di suatu tempat, itupun dengan pengawalan berlapis-lapis yang selalu mengitari kemanapun dia pergi. Sang “Ketua” itu pun selalu menghindari wartawan. Dia bahkan pernah memberikan uang kepada wartawan untuk tidak mewawancarai ataupun mengabadikan dirinya melalui foto.
Sahara Oloan Panggabean
Sosoknya sangat bertolak belakang dari sebutannya yang dikenal sebagai “Kepala Preman.” Perawakannya seperti orang biasa dengan penampilan yang cukup sederhana. Ia hanya mengunakan sebuah jam tangan emas tanpa satupun cincin yang menempel di jarinya. Sorot matanya terlihat berair seperti mengeluarkan air mata, tetapi memiliki lirikan yang sangat tajam. “Jangan panggil saya Pak. Panggil saja Bang, soalnya saya kan sampai sekarang masih lajang,”ujar Olo sambil tertawa. Meski begitu, pengawal rata-rata bertubuh besar berkumis tebal dengan kepalan rata-rata sebesar buah kelapa.


Olo Panggabean diperhitungkan setelah keluar dari organisasi Pemuda Pancasila, saat itu di bawah naungan Effendi Nasution alias Pendi Keling, salah seorang tokoh Eksponen ’66′. Tanggal 28 Agustus 1969, Olo Panggabean bersama sahabat dekatnya, Syamsul Samah mendirikan IPK. Masa mudanya itu, dia dikenal sebagai preman besar.

Wilayah kekuasannya di kawasan bisnis di Petisah. Dia juga sering dipergunakan oleh pihak tertentu sebagai debt collector. Sementara organisasi yang didirikan terus berkembang, sebagai bagian dari lanjutan Sentral Organisasi Buruh Pancasila (SOB Pancasila), di bawah naungan dari Koordinasi Ikatan – Ikatan Pancasila (KODI), dan pendukung Penegak Amanat Rakyat Indonesia (Gakari).

Melalui IPK Olo kemudian membangun “kerajaannya” yang sempat malang melintang di berbagai aspek kehidupan di Sumut dan menghantarkannya dengan julukan “Ketua.” Selain kerap disebut “Kepala Preman”, yang dikaitkan dari nomor seri plat kendaraannya yang seluruhnya berujung “KP”, Olo juga dikenal orang sebagai “Raja Judi” yang mengelola perjudian di Sumut. Namun segala hal tersebut, belum pernah tersentuh atau dibuktikan oleh pihak yang berwajib. Terasa, tapi tidak teraba.

Olo Panggabean pernah dituding sebagai pengelola sebuah perjudian besar di Medan. Semasa Brigjen Pol Sutiono menjabat sebagai Kapolda Sumut (1999), IPK pernah diminta untuk menghentikan praktik kegiatan judi. Tudingan itu membuat Moses Tambunan marah besar. Sebagai anak buah Olo Panggabean, Moses menantang Sutiono untuk dapat membuktikan ucapannya tersebut.

Persoalan ini diduga sebagai penyulut insiden di kawasan Petisah. Anggota brigade mobile (Brimob) terluka akibat penganiayaan sekelompok orang. Merasa tidak senang, korban yang terluka itu melaporkan kepada rekan rekannya. Insiden ini menjadi penyebab persoalan, sekelompok oknum itu memberondong tempat kediamana Olo “Gedung Putih” dengan senjata api.

Pada pertengahan 2000, ia menerima perintah panggilan dari Sutanto (saat itu menjabat sebagai Kapolda Sumut) terkait masalah perjudian namun panggilan tersebut ditolaknya dengan hanya mengirimkan seorang wakil sebagai penyampai pesan.

Sejak jabatan Kapolri disandang Sutanto pada tahun 2005, kegiatan perjudian yang dikaitkan dengan Olo telah sedikit banyak mengalami penurunan.[1]. Semasa Sutanto menjadi Kapolri, bisnis judi Olo diberantas habis sampai keakar akarnya. Sutanto berhasil memberantas judi di Sumatera Utara kurang dari tiga tahun, suatu hal yang tidak dapat dilakukan oleh Kapolri sebelumnya. Sejak itu, Olo dikabarkan memfokuskan diri pada bisnis legal, seperti POM Bensin , Perusahaan Otobus (PO) dan sebagainya.


Pada akhir 2008, Olo Panggabean yang kembali harus berurusan pihak polisi. Namun kali ini, kasusnya berbeda yakni untuk melaporkan kasus penipuan terhadap dirinya oleh sejumlah rekannya dalam kasus jual beli tanah sebesar Rp 20 miliar di kawasan Titi Kuning, Medan Johor.

Namun terlepas dari apa kata orang terhadap Olo Panggabean, sejumlah langkah positif dalam perjalanan hidupnya pantas dicatat dengan tinta emas. Terutama sikap kedermawanannya dan kepeduliannya kepada rakyat tidak berkemampuan.

Kisah sedih bayi kembar siam Angi-Anjeli anak dari pasangan Subari dan Neng Harmaini yang kesulitan membiayai dana operasi pemisahan di Singapura, tahun 2004 adalah satu contoh kedermawanan Olo paling mendebarkan.

Ibu sang bayi, Neng Harmaini, melahirkan mereka di RS Vita Insani, Pematang Siantar, Rabu, 11 Pebruari 2004 pukul 08.00 WIB, melalui operasi caesar. Bayi kembar siam ini harus diselamatkan dengan operasi cesar, tapi orangtuanya tidak mampu. Ditengah pejabat Pemprovsu dan Pemko Siantar masih saling lempar wacana untuk membantu biaya operasi, malah Olo Panggabean bertindak cepat menanggung semua biaya yang diperlukan.

Bahkan saat bayi bernasib sial itu tiba di Bandara Polonia Medan dengan pesawat Garuda Indonesia No. GIA 839 pada Senin 18 Juli 2004 sekitar pukul 11.30, Olo Panggabean menyempatkan diri menyambut dan menggendongnya.

Saat itu Angi dan Anjeli terseyum manis, mereka mudah akrab dengan orang yang berjasa untuk mengoperasi mereka. Banyak orang tereyuh dan orng tua Angi dan Anjeli, nyaris rubuh pingsan karena terharu. Maklum, setelah membiayai semua perobatan di rumah sakit, Olo masih bersedia menyambutnya di Bandara.
Kisah kedermawanan Ketua sudah banyak dirasakan masyarakat kurang mampu di Sumatera Utara.Tidak sekedar membiayai perobatan orang sakit, tapi juga dalam bentuk lain berupa biaya pendidikan, modal kerja untuk menghidupi keluarga.
 
Olo telah meninggal dunia Kamis, 30 April 2009 jam 14.00 di rumah sakit Glenegles Medan Sumatera Utara. Olo meninggal pada usia 67 Tahun. Jenazah disemayamkan dirumah duka jalan Sekip.


John Kei, Big Boss Asal Maluku Utara

Jhon Refra Kei atau yang biasa disebut Jhon Kei, tokoh pemuda asal Maluku yang lekat dengan dunia kekerasan di Ibukota. Namanya semakin berkibar ketika tokoh pemuda asal Maluku Utara pula, Basri Sangaji meninggal dalam suatu pembunuhan sadis di hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan pada 12 Oktober 2004 lalu.

Padahal dua nama tokoh pemuda itu seperti saling bersaing demi mendapatkan nama lebih besar. Dengan kematian Basri, nama Jhon Key seperti tanpa saingan. Ia bersama kelompoknya seperti momok menakutkan bagi warga di Jakarta.
Jhon Refra Kei
Untuk diketahui, Jhon Kei merupakan pimpinan dari sebuah himpunan para pemuda Ambon asal Pulau Kei di Maluku Tenggara. Mereka berhimpun pasca-kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada Mei 2000 lalu. Nama resmi himpunan pemuda itu Angkatan Muda Kei (AMKEI) dengan Jhon Kei sebagai pimpinan. Ia bahkan mengklaim kalau anggota AMKEI mencapai 12 ribu orang.

Lewat organisasi itu, Jhon mulai mengelola bisnisnya sebagai debt collector alias penagih utang. Usaha jasa penagihan utang semakin laris ketika kelompok penagih utang yang lain, yang ditenggarai pimpinannya adalah Basri Sangaji tewas terbunuh. Para ‘klien’ kelompok Basri Sangaji mengalihkan ordernya ke kelompok Jhon Kei. Aroma menyengat yang timbul di belakang pembunuhan itu adalah persaingan antara dua kelompok penagih utang.

Bahkan pertumpahan darah besar-besaran hampir terjadi tatkala ratusan orang bersenjata parang, panah, pedang, golok, celurit saling berhadapan di Jalan Ampera Jaksel persis di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada awal Maret 2005 lalu. Saat itu sidang pembacaan tuntutan terhadap terdakwa pembunuhan Basri Sangaji. Beruntung 8 SSK Brimob Polda Metro Jaya bersenjata lengkap dapat mencegah terjadinya bentrokan itu.

Sebenarnya pembunuhan terhadap Basri ini bukan tanpa pangkal, konon pembunuhan ini bermula dari bentrokan antara kelompok Basri dan kelompok Jhon Key di sebuah Diskotik Stadium di kawasan Taman Sari Jakarta Barat pada 2 Maret 2004 lalu. Saat itu kelompok Basri mendapat ‘order’ untuk menjaga diskotik itu. Namun mendadak diserbu puluhan anak buah Jhon Kei Dalam aksi penyerbuan itu, dua anak buah Basri yang menjadi petugas security di diskotik tersebut tewas dan belasan terluka.

Polisi bertindak cepat, beberapa pelaku pembunuhan ditangkap dan ditahan. Kasusnya disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Namun pada 8 Juni di tahun yang sama saat sidang mendengarkan saksi-saksi yang dihadiri puluhan anggota kelompok Basri dan Jhon Kei meletus bentrokan. Seorang anggota Jhon Kei yang bernama Walterus Refra Kei alias Semmy Kei terbunuh di ruang pengadilan PN Jakbar. Korban yang terbunuh itu justru kakak kandung Jhon Key, hal ini menjadi salah satu faktor pembunuhan terhadap Basri, selain persaingan bisnis juga ditunggangi dendam pribadi.

Pada Juni 2007 aparat Polsek Tebet Jaksel juga pernah meminta keterangan Jhon Key menyusul bentrokan yang terjadi di depan kantor DPD PDI Perjuangan Jalan Tebet Raya No.46 Jaksel. Kabarnya bentrokan itu terkait penagihan utang yang dilakukan kelompok Jhon Key terhadap salah seorang kader PDI Perjuangan di kantor itu. Bukan itu saja, di tahun yang sama kelompok ini juga pernah mengamuk di depan Diskotik Hailai Jakut hingga memecahkan kaca-kaca di sana tanpa sebab yang jelas.

Sebuah sumber dari seseorang yang pernah berkecimpung di kalangan jasa penagihan utang menyebutkan, Jhon Kei dan kelompoknya meminta komisi 10 persen sampai 80 persen. Persentase dilihat dari besaran tagihan dan lama waktu penunggakan. “Tapi setiap kelompok biasanya mengambil komisi dari kedua hal itu,” ujar sumber tersebut.

Dijelaskannya, kalau kelompok John, Sangaji atau Hercules yang merupakan 3 Besar Debt Collector Ibukota biasanya baru melayani tagihan di atas Rp 500 juta. Menurutnya, jauh sebelum muncul dan merajalelanya ketiga kelompok itu, jasa penagihan utang terbesar dan paling disegani adalah kelompok pimpinan mantan gembong perampok Johny Sembiring, kelompoknya bubar saat Johny Sembiring dibunuh sekelompok orang di persimpangan Matraman Jakarta Timur tahun 1996 lalu.

Kalau kelompok tiga besar itu biasa main besar dengan tagihan di atas Rp 500 juta’an, di bawah itu biasanya dialihkan ke kelompok yang lebih kecil. Persentase komisinya pun dilihat dari lamanya waktu nunggak, semakin lama utang tak terbayar maka semakin besar pula komisinya,” ungkap sumber itu lagi.Dibeberkannya, kalau utang yang ditagih itu masih di bawah satu tahun maka komisinya paling banter 20 persen. Tapi kalau utang yang ditagih sudah mencapai 10 tahun tak terbayar maka komisinya dapat mencapai 80 persen.

Bahkan menurut sumber tersebut, kelompok penagih bisa menempatkan beberapa anggotanya secara menyamar hingga berhari-hari bahkan berminggu-minggu atau berbulan-bulan di dekat rumah orang yang ditagih. “Pokoknya perintahnya, dapatkan orang yang ditagih itu dengan cara apa pun,” ujarnya.

Saat itulah kekerasan kerap muncul ketika orang yang dicari-carinya apalagi dalam waktu yang lama didapatkannya namun orang itu tak bersedia membayar utangnya dengan berbagai dalih. “Dengan cara apa pun orang itu dipaksa membayar, kalau perlu culik anggota keluarganya dan menyita semua hartanya,” lontarnya.


Dilanjutkannya, ketika penagihan berhasil walaupun dengan cara diecer alias dicicil, maka saat itu juga komisi diperoleh kelompok penagih. “Misalnya total tagihan Rp 1 miliar dengan perjanjian komisi 50 persen, tapi dalam pertemuan pertama si tertagih baru dapat membayar Rp 100 juta, maka kelompok penagih langsung mengambil komisinya Rp 50 juta dan sisanya baru diserahkan kepada pemberi kuasa. Begitu seterusnya sampai lunas. Akhirnya walaupun si tertagih tak dapat melunasi maka kelompok penagih sudah memperoleh komisinya dari pembayaran-pembayaran sebelumnya,”

Dalam ‘dunia persilatan’ Ibukota, khususnya dalam bisnis debt collector ini, kekerasan kerap muncul diantara sesama kelompok penagih utang. Ia mencontohkan pernah terjadi bentrokan berdarah di kawasan Jalan Kemang IV Jaksel pada pertengahan Mei 2002 silam, dimana kelompok Basri Sangaji saat itu sedang menagih seorang pengusaha di rumahnya di kawasan Kemang itu, mendadak sang pengusaha itu menghubungi Hercules yang biasa ‘dipakainya’ untuk menagih utang pula.

“Hercules sempat ditembak beberapa kali, tapi dia hanya luka-luka saja dan bibirnya terluka karena terserempet peluru. Dia sempat menjalani perawatan cukup lama di sebuah rumah sakit di kawasan Kebon Jeruk Jakbar. Beberapa anak buah Hercules juga terluka, tapi dari kelompok Basri seorang anak buahnya terbunuh dan beberapa juga terluka,” tutupnya.

Selain jasa penagihan utang, kelompok Jhon Kei juga bergerak di bidang jasa pengawalan lahan dan tempat. Kelompok Jhon Kei semakin mendapatkan banyak ‘klien’ tatkala Basri Sangaji tewas terbunuh dan anggota keloompoknya tercerai berai. Padahal Basri Sangaji bersama kelompoknya memiliki nama besar pula dimana Basri CS pernah dipercaya terpidana kasus pembobol Bank BNI, Adrian Waworunto untuk menarik aset-asetnya. Tersiar kabar, Jamal Sangaji yang masih adik sepupu Basri yang jari-jari tangannya tertebas senjata tajam dalam peristiwa pembunuhan Basri menggantikan posisi Basri sebagai pimpinan dengan dibantu adiknya Ongen Sangaji.

Kelompok Jhon Kei pernah mendapat ‘order’ untuk menjaga lahan kosong di kawasan perumahan Permata Buana, Kembangan Jakarta Barat. Namun dalam menjalankan ‘tugas’ kelompok ini pernah mendapat serbuan dari kelompok Pendekar Banten yang merupakan bagian dari Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia (PPPSBBI).

Sekedar diketahui, markas dan wilayah kerja mereka sebetulnya di Serang dan areal Provinsi Banten. Kepergian ratusan pendekar Banten itu ke Jakarta untuk menyerbu kelompok Jhon Kei pada 29 Mei 2005 ternyata di luar pengetahuan induk organisasinya. Kelompok penyerbu itu pun belum mengenal seluk-beluk Ibukota.

Akibatnya, seorang anggota Pendekar Banten bernama Jauhari tewas terbunuh dalam bentrokan itu. Selain itu sembilan anggota Pendekar Banten terluka dan 13 mobil dirusak. 3 SSK Brimob PMJ dibantu aparat Polres Jakarta Barat berhasil mengusir kedua kelompok yang bertikai dari areal lahan seluas 5.500 meter persegi di Perum Permata Buana Blok L/4, Kembangan Utara Jakbar. Namun buntut dari kasus ini, Jhon Kei hanya dimintakan keterangannya saja.

Sebuah sumber dari kalangan ini mengatakan kelompok penjaga lahan seperti kelompok Jhon Kei biasanya menempatkan anggotanya di lahan yang dipersengketakan. Besarnya honor disesuaikan dengan luasnya lahan, siapa pemiliknya, dan siapa lawan yang akan dihadapinya

“Semakin kuat lawan itu, semakin besar pula biaya pengamanannya. Kisaran nominal upahnya, bisa mencapai milyaran rupiah. Perjanjian honor atau upah dibuat antara pemilik lahan atau pihak yang mengklaim lahan itu milikya dengan pihak pengaman. Perjanjian itu bisa termasuk ongkos operasi sehari-hari bisa juga diluarnya, misalnya untuk sebuah lahan sengketa diperlukan 50 orang penjaga maka untuk logistik diperlukan Rp 100 ribu per orang per hari, maka harus disediakan Rp 5 juta/hari atau langsung Rp 150 juta untuk sebulan.

Selain pengamanan lahan sengketa, ada pula pengamanan asset yang diincar pihak lain maupun menjaga lokasi hiburan malam dari ancaman pengunjung yang membikin onar maupun ancaman pemerasan dengan dalih ‘jasa pengamanan’ oleh kelompok lain, walau begitu tapi tetap saja mekanisme kerja dan pembayarannya sama dengan pengamanan lahan sengketa.

22 November 2011

Pria Tercantik di Dunia




Cantik bukan? dia itu Cowok bukan Cewek. namanya Kiyoshi Sakurazuka, seorang Cosplayer Cowok yang tak pernah memakai pakaian cosplay cowok. dia adalah seorang Crrosdrreser. Dia bukan “Bencong/ Lelaki gemulai” ataupun Homo. Dia seorang laki-laki tulen yang suka dengan wanita.
 
Biodatanya
Nama : Kiyoshi Sakurazuka
Nama Asli : 澈樱冢 = Che Ying Zhong (CMIIW)
Tanggal Lahir : 04 April 1984
Tinggi : 160cm
Berat Badan : 40kg
Gol. Darah : A
Zodiak : Aries
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Lahir : Hunan, China
Sekolah : Beijing Institute of Technology
 
Kumpulan Foto-foto Cantiknya...

















Begini Tampangnya Jika Dia Berpose Sebagai Laki-laki













APA? Masih Ga percaya kalau dia seorang Laki-laki?
Lihat foto dibawah ini.
foto bareng pacar (malah cantikan cowoknya hahaha)
22-11-2011
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...